Aktifitas tambang Laut Perairan Tembelok Kecamatan Mentok Kabupaten Bangka Barat dua hari ini kembali ramai. Nama Jono salah seorang Bos Timah tinggal di Parittiga yang punya gudang penyimpanan pasir Timah di Kecamatan Simpangteritip menjadi buah bibir setelah anak buahnya tertangkap kamera membeli pasir Timah dengan harga sangat tinggi.
Aksinya, para penambang dicegat di jalan saat pulang dari laut Tembelok, lalu pasir timah ditawar dengan harga Rp. 170 ribu hingga Rp. 180 ribu per kilogram.
Aksi Jono mengundang kontroversi, sebab harga segitu menurut para kolektor timah sangat tinggi.
"Saya sempat ngalami, boceng anak buah pulang dari laut dicegat di jalan langsung ditawar. Tapi saya bilang sudah ada pembeli, " ujar seorang warga yang tak mau disebutkan namanya.
Konon grup Jono disebut-sebut berafiliasi dengan grup Agat Kecamatan Parittiga. Agat selama ini dikenal salah seorang kolektor Timah besar di Parittiga. "Setahu kita itu dulu, tapi sekarang dak tahu apakah Bos Agat masih main Timah apa tidak, " tutur seorang sumber.
Praktik tambang laut di Perairan Tembelok dua hari ini diakui berbeda dengan aktifitas sebelumnya. Bukan ponton selam, namun kali ini ratusan TI User yang dioperasikan berproduksi dan dikerjakan oleh para penambang. Tak ada keterlibatan panitia yang bertugas mengkoordinir, tak ada lapak penimbangan apalagi Cukong yang membiayai.
"Semua murni dikelola warga dan nelayan dengan menyisihkan 25 persen pasir timah hasil dari kerja para penambang untuk jatah kampung, " ujar seorang sumber menuturkan.
"Rp 170 ribu pasir timah dibeli Jono ini sebenarnya dak masuk akal dibanding keuntungan dan operasional. Bisa jadi kelompok ini ingin ngacaukan harga, " ujar seorang pemain timah di Mentok.
Jono sendiri saat dikonfirmasi terkait foto anak buahnya beli pasir timah milik para penambang di lokasi Tembelok membenarkan, namun dirinya tak berkomentar banyak. "Iya Bang, tolong dibantu Bang, "ujar Jono, Sabtu, (13/9/2025).
Sekedar informasi harga pasir Timah yang biasa dijual para penambang ke pengepul/kolektor di Mentok, bervariasi berkisar Rp 40 ribu hingga Rp 140 ribu, tergantung kadar timahnya (Sn).
Berbeda lagi dengan penambang di IUP PT Timah, harga pasir timah biasa dibandrol oleh mitra kisaran Rp 60 ribu - Rp 100 ribu per kilogram.
Kendati demikian diakui, pasir Timah Tembelok dan juga wilayah pesisir Laut Keranggan kadarnya jauh lebih baik.
Aktifitas tambang laut Perairan Tembelok menggunakan ponton terapung sistem TI Sebu (User-user) atau dalam skala lebih kecil seolah membuka ruang ekonomi masyarakat yang lebih baik
Sempat selama ini geliat ekonomi masyarakat Mentok dirasa sepi, keberadaan tambang laut justru membangkitkan denyut nadi ekonomi masyarakat, mulai dari pedagang kecil, UMKM, warung makan, pasar dan pusat-pusat perbelanjaan termasuk tempat-tempat hiburan.
Aktifitas tambang di Mentok tak hanya di Tembelok, ada juga di wilayah lain yang mulai aktif beroperasinya. Seperti kegiatan Ponton Isap Produksi (PIP) di Perairan Tanah Merah, user-user di Pantai Enjel Perairan Desa Air Putih, PIP di Laut Jungku, PIP di Selindung yang dikelola oleh mitra PT Timah, TBk termasuk PIP di Laut Desa Belo Laut. Termasuk tambang darat di lokasi HGU PT GSBL di Desa Belo Laut yang kini dikerjakan oleh mitra PT Timah, Tbk.
"Mudah-mudahan lah Bang, ekonomi kita kembali menggeliat setelah kemarin sempat terpuruk akibat isu razia tambang dan harga pasir Timah yang sempat jatuh. Mudah-mudahan aparat penegak hukum juga memahami kondisi kesulitan ekonomi saat ini. Jadi jangan hanya bisanya razia, " ujar sejumlah warga.(indah)